http://www.karawanginfo.com/?p=357
Karawang
Sudah menjadi hal yang tidak asing lagi di negeri ini, yang pembangunannya terutama dalam sektor ekonomi belum merata, jika persebaran penduduk mengikuti persebaran ekonomi. Lalu, apakah hal ini berlaku juga di tingkat Kabupaten seperti Karawang?
Data kependudukan hingga September 2008, dari Badan Kependudukan, Catatan Sipil dan Keluarga Berencana (Badukcatpil & KB) Karawang menunjukan hal yang mengarah pada teori atau asumsi diatas.
Kecamatan Karawang Barat, Klari dan Telukjambe Timur adalah daerah atau kecamatan paling padat penduduknya di Kabupaten Karawang, dengan jumlah penduduk diatas 100 ribu jiwa, karena memang di tiga kecamatan inilah terutama kawasan industri berada.
Sedangkan mengenai kecamatan yang penduduknya paling sedikit, Kecamatan Pangkalan, Ciampel dan Tegalwaru menjadi kecamatan yang relatif paling sedikit penduduknya yakni sekitar 3.500 jiwa.
Rudi. S, Petugas TU Badukcatpil & KB Karawang, membenarkan bahwa dorongan ekonomi menjadi faktor utama terpusatnya penduduk di kecamatan-kecamatan tertentu. Selain itu, menurut Rudi hal ini ditambah juga dengan jumlah para pendatang terutama yang bekerja di industri-industri yang ada di Karawang terutama yang ada di Telukjambe dan Klari. Setiap harinya, menurutnya selalu banyak warga yang membuat ktp setiap harinya, dan pada umumnya mereka berasal dr luar kerawang atau pendatang
berdasarkan data hingga September 2008, penduduk Karawang sekarang adalah 1.971.832 jiwa, terdiri dari 997.780 laki-laki dan 974.049 perempuan. Dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 573.900 KK. Angka ini lebih banyak dibanding tahun 2007 dimana penduduk Karawang saat itu berjumlah 1.929. dan angka ini akan terus bertambah setiap tahunya melihat banykanya peminat dari luar untuk bekerja di industri-industri yang ada di kerawang
Kebudayaan di Karawang.
http://www.karawanginfo.com/?p=4128
Karawang dulu adalah kota yang mempunyai pola budaya agrasi pertania. Tetapi sekarang telah berubah menjadi kota yang mempunyai pola budaya industri kapitalis. Dan dari fakta di atas kita bisa tahu telah terjadi ”perang’ hegemoni budaya dalam peta kehidupan masyarakat baik secara langsung maupun tidak, sehingga efek ”ter-alienasi-nya” seni budaya tradisioanal di dalam modernisme karawang kian memprihatinkan.
Sikap terbuka dan menerima dari masuknya budaya dan gaya hidup dari luar, tentunya akan sangat menentukan dari berkembangnya keragaman budaya yang akan memperkaya kebudayaan di Karawang. Akan tetapi, disisi lain perkembangan budaya Karawang yang telah dulu eksis akan “tersisihkan” secara perlahan, karena masuknya budaya “baru” dari luar yang terlalu mendominasi, sehingga memunculkan kelompok sosial yang menepi ke pinggiran kota. Kemudian, wilayah kota di dominasi oleh kelompok sosial baru yang menguasai secara ekonomi.
Entah sampai kapan karawang akan mampu mempertahankan budayanya yang mulai tersisihkan oelh budaya-budaya dari luar yang terlalu banyak mempengaruhi budaya karwang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar